STUDI ETNOFARMASI TUMBUHAN BERKHASIAT OBAT PADA SUKU GORONTALO DI KECAMATAN POPAYATO TIMUR KABUPATEN POHUWATO PROVINSI GORONTALO
Kata Kunci:
Etnofarmasi, suku Gorontalo, Kecamatan Popayato timurAbstrak
Suku Gorontalo di Kecamatan Popayato timur merupakan salah satu suku di Provinsi Gorontalo yang mempercayai pengobatan tradisional menggunakan tumbuhan obat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh penyehat tradisional di Kecamatan Popayato Timur Kabupaten Pohuwato, jenis tumbuhan dan bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat dan cara pengolahan, cara penggunaan, takaran, aturan pakai dan lama penggunaan yang di butuhkan untuk mengobati suatu penyakit oleh Suku Gorontalo. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling, melalui wawancara semi terstruktur terhadap 10 hattra. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat berjumlah 37 jenis. Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan adalah daun dengan persentasenya sebesar 56%, batang 6%, buah 9%, rimpang 6%, biji 2%, kulit
batang 4%, umbi 2%, akar 9%, getah 4%, dan bunga 2%. Adapun cara pengolahan tumbuhan obat dilakukan dengan cara direbus dengan persentase 51%, ditumbuk 18%, diseduh 9%, diremas 4 %, dikikis 6%, diparut 6%, dan direndam sebanyak 6%. Cara penggunaannya yaitu dengan cara diminum 64%, dioles 8%, ditetes 4%, untuk mandi 11%, dikumur 2%, dan ditempel 11%. Adapun lama pengobatan 3 – 14 hari. Penyakit yang diobati antara lain gagal ginjal, ramuan pasca persalinan, panu, bau mulut, wasir, campak, asma, malaria, tuberculosis, panas dalam, stroke, penyakit liver, kencing batu, keputihan, cantengan,kanker, jerawat, kolesterol, sakit gigi, reumatik, diare, luka, diabetes, hipertensi, batuk, maag, dan asam urat.
Unduhan
Referensi
Anggrani, S., Miswan, & Pitopang, R. (2016). Kajian Etnobotani Tumbuhan Berkhasiat Obat Suku Tialo Di Desa Taopa Kecamatan Taopa Kabupaten Parigi Moutong. Biocellebes, 10, 45.
Fadillah, A. (2021). Seni Dan Budaya Dalam Pengobatan Tradisonal Suku Banjar. Kalimantan. Cv. Mine.
Nasution, A., Chikmawati, T., & Walujo, Eko Baruto. (2018). J Bioteknol Biosains Indonesia – Vol 5 No 1 Thn 2018. 5(1).
Kandowangko, N. Y., Solang, M., & Ahmad, J. (2011). Kajian Etnobotani Tanaman Obat Oleh Masyarakat Kabupaten Bonebolango Provinsi Gorontalo. Laporan Penelitian Etnobotani Tanaman Obat.
Katili, A. bakar, Latare, Z., & Naouku, M. C. (2015). Inventarisasi Tumbuhan Obat dan Kearifan Lokal Masyarakat Etnis Bune dalam Pemanfaatan Tumbuhan Obat di Pinogui, Kabupaten Bonebolango, Provinsi Gorontalo. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon, 1, 78–84.
Khairiyah, N., Anam, S., & Khumaidi, A. (2016). Studi Etnofarmasi Tumbuhan Berkhasiat Obat Pada Suku Banggai Kabupaten Banggai Laut, Provinsi Sulawesi Tengah. Galenika, 2, 2–3.
Lihawa, F., Utina, R., Uno, W., & Maksud, M. (2012). Riset Khusus Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin Dan Tumbuhan Obat Di Indonesia Berbasis Komunitas. Laporan Provinsi Gorontalo.
Rania, Yusro, F., Wardenaar, E., & Mariani, Y. (2019). Studi Pemanfaatan Tumbuhan Obat Oleh Pengobat Tradisional Untuk Mengatasi Masalah Kewanitaan Di Desa Masbangun Kecamatan Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara. Borneo Akcaya, 5.
Ristoja. (2015). Laporan Nasional Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin Dan Tumbuhan Obat Berbasis Komunitas Di Indonesia. Laporan Kesehatan.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. PT. Alfabeta.
Wahidah, Baiq Farhatul. (2012). Potensi Tumbuhan Obat Di Area Kampus Ii Uin Alaudin Samata Gowa. Teknosains, 7.