Penggunaan Ayat Suci Al-Qur’an Sebagai Rajah pada Masyarakat Desa Muara Tupuh Kecamatan Laung Tuhup Kalimantan Tengah
Keywords:
Rajah, Muara Tapuh, Laung Tuhup, Kalimantan Tengah, Living Qur’anAbstract
Al-Qur’an berfungsi sebagai petunjuk hidup sekaligus syifa’ (penyembuh). Namun, sebagian masyarakat di Desa Muara Tupuh, Kecamatan Laung Tuhup, Kalimantan Tengah, memanfaatkan ayat-ayat Al-Qur’an dalam bentuk rajah yang ditempatkan pada pintu rumah, di dalam tas, atau di dompet dengan tujuan memberikan perlindungan bagi diri dan harta benda. Penelitian ini merumuskan dua permasalahan utama: (1) bagaimana praktik penggunaan rajah di Desa Muara Tupuh, dan (2) bagaimana pemahaman masyarakat terhadap penggunaan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai rajah. Metode yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Data dikumpulkan melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara, kemudian dianalisis secara kualitatif dengan mengaitkan temuan lapangan dengan kerangka teori Living Qur’an. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ayat-ayat Al-Qur’an yang digunakan sebagai rajah meliputi QS. An-Nur [24]: 55, QS. Yusuf [12]: 31, dan QS. Al-Baqarah [2]: 255. Praktik penggunaan QS. An-Nur [24]: 55 dilakukan dengan menuliskan potongan ayat seperti layastakhlifannahum, layumakkinnalahum, dan walayubaddilannahum pada kertas, kemudian menempelkannya di pintu rumah atau meletakkannya di dalam tas untuk perlindungan harta. QS. Yusuf [12]: 31 digunakan dengan cara menuliskannya pada kertas, membungkusnya dengan kain hitam, dan diyakini berkhasiat memikat hati perempuan, menumbuhkan simpati, serta mempermudah tercapainya tujuan tertentu. QS. Al-Baqarah [2]: 255 (Ayat Kursi) ditempelkan pada dinding rumah untuk menangkal gangguan makhluk halus seperti jin dan iblis, sekaligus diyakini mampu melindungi diri dari godaan setan. Temuan ini menegaskan bahwa praktik penggunaan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai rajah di Desa Muara Tupuh merepresentasikan bentuk resepsi fungsional masyarakat terhadap teks suci.
References
[1] Aji, M. H., Hilmi, M. Z., & Rahman, M. T. (2021). The Living Qur’an as a Research Object and Methodology in the Qur’anic Studies. Jurnal Iman Dan Spiritualitas, 1(1), 78–84. Retrieved from http://digilib.uinsgd.ac.id/40447/
[2] Anshori. (2013). Ulumul Quran. Jakarta: Rajawali Press.
[3] Handriyani, A. (2010). Living Qur’an: Pemaknaan Surah Yusuf Ayat 108 Oleh Peserta Kafilah Da’wah Tahun 2024. Jurnal Bina Ummat, 7(1), 1–15.
[4] Hasbillah, A. U. (2021). Ilmu Living Quran-Hadis: Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi (3rd ed.). Tangerang: Yayasan Wakaf Darus-Sunnah.
[5] Herawati, N., Khoiriyah, M., & Isnaini, N. (2022). Pengalaman Muslim Berinteraksi Dengan Al Qur’an. (Jurnal Pengembangan Dan Pembelajaran Islam), 1(1), 1–13.
[6] Herdiyansyah, H. (1997). Wawancara, Observasi, dan Focus Group. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
[7] Jailani, & Ahmad Yusam Thobroni. (2025). Living Quran sebagai Wadah Baru dalam Penelitian Tafsir. Mahad Aly Journal of Islamic Studies, 1(1), 99–113. https://doi.org/10.63398/jsimahadaly.v1i1.16
[8] Mansyur, M. (2007). Metodologi Living Qur’an dan Hadis. Yogyakarta: Sukses Offset.
[9] Mujib, A. N. Al. (2024). Dakwah Islam Dengan Pendekatan Living Qur’an. As-Syahla?: Jurnal Pengambangan Masyarakat Islam, 1(01), 40–47.
[10] Novia Permata Sari, & Risman Bustamam. (2021). Study Living Qur’an terhadap Tradisi Pembacaan Al-Quran di Kuburan Pagi dan Petang Selama Tujuh Hari. Istinarah: Riset Keagamaan, Sosial Dan Budaya, 3(2), 32–49. Retrieved from http://ojs.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/istinarah/index
[11] Rosa, A. (2015). Tafsir Kontemporer. Banten: Depdikbud Banten Press.
[12] Ruslan, A. Bin. (2016). Matn al-Zubad fi al-Fiqh. Semarang: Pustaka al-Alawiyah.
[13] Shihab, M. Q. (1994). Lentera Hati: Kisah dan Hikmah Kehidupan. Bandung: Mizan.
[14] Shihab, M. Q. (1996). Wawasan Al-Qur’an. Bandung: Mizan.
[15] Susanti, R. (2024). Pemakaian Jimat Untuk Ibu Hamil (Studi Living Qur’an di Desa Parit Baru, Kabupaten Kampar, Riau). INNOVATIVE: Journal Of Social Science Research, 5(1), 2669–2679.
[16] Tupuh, K. D. M. (2022a). Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Desa (LKPJ) Muara Tupuh. Muara Tupuh.
[17] Tupuh, K. D. M. (2022b). Tim Pengkajian Potensi dan Masalah Desa, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Tahun 2022-2025 Muara Tupuh. Muara Tupuh.
[18] Ulfah, Y., & Farid, E. K. (2023). Living Qur’an Pesantren: The Process and the Background of Khataman Al-Qur’an Tradition. Santri: Journal of Pesantren and Fiqh Sosial, 4(1), 33–44. https://doi.org/10.35878/santri.v4i1.752
[19] Wahyudi, N., Cloritawati, A., Aliyyah, M., Ulya, A., & Syafi’, M. (2023). The Use of Qur’anic Verses as Rajah Pelaris: A Study of Living Qur’an in Jambon Village, Gemawang District, Temanggung Regency. Fikroh: Jurnal Pemikiran Dan Pendidikan Islam, 16(1), 32–44. https://doi.org/10.37812/fikroh.v16i1.750